Kirab Pusaka Keraton Surakarta: Menjaga Tradisi di Malam Satu Suro

Gambar
                         Kirab Pusaka Keraton Surakarta Menjaga Tradisi Di Malam 1Suro Manifestasi Kekayaan Budaya Jawa Kirab Pusaka Keraton Surakarta adalah salah satu tradisi paling sakral dan penuh makna yang diselenggarakan untuk memperingati malam 1 Muharam, atau yang dikenal dalam kalender Jawa sebagai malam Satu Suro.  Tradisi ini bukan sekadar ritual seremonial, melainkan manifestasi dari kekayaan budaya dan spiritual masyarakat Jawa, khususnya di Surakarta. Malam Satu Suro sendiri memiliki arti yang sangat mendalam, dipercaya sebagai waktu yang penuh dengan aura magis dan suci. Kehidupan dalam Kesakralan: Suasana di Keraton Surakarta Pada malam 1 Muharam, suasana di sekitar Keraton Surakarta berubah menjadi penuh kekhidmatan dan kesakralan. Masyarakat dari berbagai kalangan berkumpul untuk menyaksikan prosesi kirab yang dimulai tepat pada tengah malam.  Para abdi dalem dengan pakaian adat Jawa yang khas,...

Kemeriahan Idul Adha di Masjid Al Hidayah: Harmoni dan Kebersamaan yang Menginspirasi


                         
Kemeriahan idul Adha  di Masjid Al Hidayah: Harmoni dan Kebersamaan yang Menginspirasi


TAKA POS  17/06/2024

Kemeriahan Hari Raya Idul Adha 1445 H sangat terasa di Masjid Al Hidayah, yang terletak di Kampung Keden, RT 01/03 Ngadirejo, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Meskipun masjid ini tergolong kecil bila dibandingkan dengan padatnya penduduk setempat, namun masjid ini terbilang  makmur dilihat dari jumlah jama'ah yang selalu memadati setiap kegiatan keagamaan dan jama'ah sholat Lima waktu. 


Aktivitas Masjid Al Hidayah 

Perayaan Idul Adha di Masjid Al Hidayah dimulai pada malam sebelumnya dengan diadakannya malam takbiran. Suasana sangat meriah, gema takbir, tahmid, dan tahlil berkumandang dari pengeras suara masjid, menggetarkan hati setiap warga yang mendengarnya.

Tahun ini, Masjid Al Hidayah menyembelih hewan qurban berupa 4 ekor sapi dan 9 ekor kambing. Ketua takmir masjid, Bapak Sutarno, mengungkapkan bahwa terdapat sedikit penurunan jumlah hewan qurban dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, mereka bisa menyembelih hingga 5 ekor sapi dan 10 ekor kambing. Tahun ini merosot menjadi 4 ekor, itupun salah satu sapi merupakan sumbangan dari salah satu warga Keden, yaitu Bapak Basuki Utomo. Meski demikian, hal ini tidak mengurangi kemeriahan dan kehangatan perayaan Idul Adha di masjid tersebut.

Keesokan paginya, suasana tak kalah semarak. Warga sudah mulai berdatangan ke masjid sejak pagi - pagi sekali untuk melaksanakan sholat Ied. Halaman masjid yang tidak begitu luas menjadi penuh sesak oleh jama'ah yang antusias. Di bawah naungan langit pagi yang cerah, sholat Ied dilaksanakan dengan khidmat. Imam masjid membacakan khutbah yang menyentuh hati, mengingatkan jama'ah tentang pentingnya berkurban dan makna sebenarnya dari Idul Adha sebagai simbol ketaatan dan pengorbanan.

                            

Antusias Warga 

Menurut Bapak Budi Setyana, sekretaris Masjid Al Hidayah, suasana kebersamaan dan keharmonisan tetap terjaga dengan baik. Pengurus masjid berhasil menciptakan suasana yang harmonis, di mana para ibu-ibu dan remaja putri bergotong-royong membungkus daging sapi yang akan dibagikan. Sementara itu, para bapak-bapak bekerja sama dalam proses penyembelihan, penimbangan, dan distribusi daging qurban.

                     

                              
Pada hari itu, semua warga Muslim kampung Keden dan Kenteng merasakan kebahagiaan yang melimpah karena kebersamaan yang erat. Kebahagiaan ini tidak hanya dirasakan oleh kaum Muslim, tetapi juga oleh warga non-Muslim yang tinggal di sekitar masjid. Mereka juga menerima bagian daging qurban, suatu pemandangan yang sangat menyentuh dan jarang terjadi di tempat lain. Momen ini benar-benar menunjukkan kerukunan antar umat beragama yang begitu indah dan patut diacungi jempol.
                      


Penasehat sekaligus Sesepuh Masjid Al Hidayah,Bp.H.Supono dan Bp.H.M.Rusly Moesthofa dengan penuh kebanggaan dan haru, menyampaikan apresiasinya terhadap berbagai kegiatan masjid yang telah berhasil menciptakan suasana harmonis. Keterlibatan banyak warga dalam aktivitas masjid ini menjadi cermin nyata dari kerukunan umat yang terjalin dengan indah. Setiap kegiatan, mulai dari pengajian hingga bakti sosial, dihadiri dengan antusiasme tinggi oleh berbagai kalangan masyarakat, menunjukkan semangat kebersamaan dan toleransi yang luar biasa. Masjid Al Hidayah bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan yang mempererat tali silaturahmi dan memupuk rasa saling peduli di antara umat.
Di sudut lain, terlihat anak-anak kecil bermain sambil tertawa riang, menikmati suasana penuh kebahagiaan. Para remaja membantu mengatur distribusi daging, memastikan setiap rumah tangga mendapatkan bagiannya.
 

Bp Hartono  , salah satu warga, mengungkapkan kebahagiaannya menyambut Idul Adha. Bagi  Bp. Hartono , momen ini bukan hanya kesempatan untuk bersilaturahmi, tetapi juga sebagai wujud kepedulian terhadap kaum dhuafa di sekitar masjid. Dengan penuh semangat, ia merayakan hari suci ini, memaknai setiap aktivitas sebagai bentuk solidaritas dan kasih sayang kepada sesama.
            
               

Kebahagiaan Warga 

Acara perayaan Idul Adha di Masjid Al Hidayah ditutup dengan makan bersama, di mana para warga menikmati hidangan tengkleng yang lezat. Tengkleng ini dibuat dari sisa daging yang menempel pada tulang, hasil kerja keras para ibu-ibu. Kegembiraan dan keakraban terpancar dari wajah-wajah mereka saat menyantap hidangan bersama-sama.


Perayaan ini tidak hanya menjadi momen untuk berbagi rezeki, tetapi juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi antar warga. Inilah kebersamaan yang harus dijaga selamanya dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Semoga semangat kebersamaan dan kedermawanan ini terus terpelihara di Masjid Al Hidayah dan di seluruh pelosok negeri.

                                     

Kesimpulan:

Perayaan Idul Adha 1445 H di Masjid Al Hidayah merupakan bukti nyata bagaimana semangat kebersamaan, kedermawanan, dan toleransi dapat menciptakan keharmonisan di tengah masyarakat. Meskipun terdapat penurunan jumlah hewan qurban, hal ini tidak mengurangi kemeriahan dan rasa syukur dalam perayaan. Seluruh warga, ikut merasakan kebahagiaan melalui berbagai kegiatan seperti malam takbiran, sholat Ied, penyembelihan hewan qurban, dan makan bersama. Keterlibatan aktif semua elemen masyarakat menunjukkan nilai gotong royong yang tinggi dan memberikan teladan bagi generasi berikutnya untuk terus menjaga kerukunan dan saling berbagi.

Perayaan Idul Adha di Masjid Al Hidayah tidak hanya menjadi momen ritual keagamaan, tetapi juga simbol kebersamaan dan persaudaraan di tengah masyarakat yang beragam. Peran aktif pengurus masjid dalam menciptakan suasana harmonis dan partisipasi seluruh warga dalam setiap kegiatan menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam yang inklusif dan penuh kasih sayang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan di tengah keterbatasan, semangat berbagi dan gotong royong tetap terjaga, menciptakan kebahagiaan yang dirasakan oleh semua pihak. Pengalaman ini mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kebersamaan dan saling membantu, serta pentingnya menjaga toleransi dan persaudaraan di antara semua warga.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pasar Gawok: Pusat Belanja Tradisional yang Serba Ada di Sukoharjo

Car Free Day di Kartasura: Sebuah Langkah Menuju Lingkungan yang Lebih Sehat dan Bersih